32 warsa meringkuk di penjara tubuh.
Aku kelelahan, juga kamu.
Menangislah…
Semoga basah air mata sederas hujan tadi malam,
ketika kita membasuh luka dengan terbata
di bawah gigil dedaunan.
Aku hendak kembali berkemas, buat kita
menuju jauh pengembaraan berikutnya.
Setiap kaki mesti menopang hari beserta detik,
menit, dan beban-beban yang musti dibawa serta.
Patahan doa yang kita jejalkan
rasanya cukup untuk dihirup sebagai bekal.
Meski aku tidak tahu
securam apa pendakian harus dilalui.


